BERITA

Warga Transmigrasi Asal Jawa Barat Rayakan 52 Tahun Bermukim di Kecamatan Wolasi

×

Warga Transmigrasi Asal Jawa Barat Rayakan 52 Tahun Bermukim di Kecamatan Wolasi

Sebarkan artikel ini
Perayaan 52 Tahun oleh Warga Transmigrasi Asal Ciamis Jawa Barat yang mendiami Kecamatan Wolasi.

KONAWE SELATAN (SULTRAAKTUAL.ID) – Masyarakat Desa Ranowila Kecamatan Wolasi Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) menggelar kegiatan syukuran dalam rangka memperingati 52 tahun Transmigrasi Suku Jawa yang mendiami Kecamatan Wolasi.

Kegiatan ini digelar untuk yang pertama kalinya, sejak masyarakat Transmigrasi Jawa menginjakan kaki di Kecamatan Wolasi pada 13 Desember 1972.

Kegiatan ini di isi dengan syukuran pemotongan tumpeng dan pertunjukan seni Kuda Lumping.

Arisman, Kepala Desa Ranowila saat membuka kegiatan tersebut menyampaikan kegiatan ini akan menjadi agenda tahunan, mengingat antusiasme masyarakat dan tujuan dari kegiatan ini untuk memupuk rasa kebersamaan dan kerukunan yang mulai renggang terkikis oleh zaman dan teknologi.

Kata Arisman, transmigrasi pertama di Kecamatan Wolasi berasal dari Ciamis Jawa Barat.

BACA JUGA :  Canangkan Pekan Imunisasi Nasional, Target 48.473 Anak di Konawe Selatan

Dikatakannya, seiring berjalannya waktu, masyarakat trans jawa yang bermukim di Desa Ranowila telah beranak pinak dan melewati banyak proses adaptasi serta seleksi alam yang cukup panjang.

Ahmad Warjo, salah satu Tokoh Masyarakat dan sekaligus Panitia Pelaksana menyampaikan kegiatan ini merupakan ajang refleksi bagi masyarakat.

Seolah, lanjutnya, mengingatkan kembali tentang semangat menjaga kerukunan dan meningkatkan taraf hidup sesuai dengan tujuan awal para tetua perintis trans jawa di daerah ini.

Selain antusiasme masyarakat kegiatan ini juga sukses mengundang haru bagi masyarakat, dikarenakan cerita perjalanan dan awal kehidupan perintis transmigrasi yang datang di daerah ini.

Masyarakat Transmigrasi Ciamis, Rakim menuturkan rombongan pada saat itu tiba subuh di Pelabuhan Kendari dan sampai di Kecamatan Wolasi sore hari.

BACA JUGA :  Dewan Konsel Paripurnakan AKD, Dua Politisi Partai Demokrat Jabat Ketua Komisi

“Kami tiba di hutan dengan rumah ukuran 4×6 dinding jelajah atap rumbia. Jatah makan dari pemerintah hanya diawal jadi kami harus segera berpikir untuk memanfaatkan alam untuk bertahan hidup,” kenangnya.

Dia mengatakan dari 50 keluarga perintis trans di Wolasi kini tersisa 8 orang. Setelah pemotongan tumpeng sebagai cendramata dan wujud bakti kepada tetua, Mat Karta, salah satu dari tetua transmigran berpesan kita harus tetap menjaga kerukunan antar sesama warga transmigran.

“Yang tidak kalah pentingnya tetap menjaga Komunikasi yang harmonis dengan pribumi khususnya Suku Tolaki di daerah ini,” tutupnya.

error: Content is protected !!