KONAWE SELATAN (SULTRAAKTUAL.ID) – Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) menetapkan Program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) sebagai motor percepatan utama dalam upaya penanganan stunting di wilayah Konsel.
Komitmen ini ditegaskan oleh Bupati Irham Kalenggo saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) III Tahun 2025 di Auditorium Kantor Bupati, Rabu (5/11/2025).
Bupati Irham Kalenggo mengapresiasi penurunan signifikan angka stunting di Konsel.
Meskipun data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukkan prevalensi sebesar 21,3 persen data real-time EPPBGM Puskesmas per September 2025 mencatat penurunan drastis hingga mencapai 9,13 persen angka yang berada di bawah target nasional.
Penanganan stunting disebut Bupati sebagai bagian krusial dari visi pembangunan daerah “KONSEL SETARA (Sehat, Cerdas, dan Sejahtera)”, dan merupakan ancaman serius terhadap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) masa depan.
Meskipun capaian di bawah 10 persen diapresiasi, bupati mendesak agar gerakan pencegahan terus diperbesar dan validitas data wajib dimutakhirkan.
Kepala BKKBN Konsel, dr H Boni Lambang Pramana, memaparkan bahwa Konsel berhasil menurunkan stunting secara signifikan pada 2024 (turun 12,3 poin) dan kini memiliki posisi yang lebih baik dari rata-rata provinsi.
Ia menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan penurunan ini melalui empat fokus utama.
Yakni Intervensi spesifik meliputi gizi untuk ibu hamil, baduta, dan balita.
Ketahanan Pangan meliputi diversifikasi protein hewani di tingkat keluarga.
Penguatan Konvergensi meliputi Posyandu aktif dan koordinasi lintas sektor.
Audit dan Monitoring yakni audit kasus stunting by-name by-address serta kaderisasi melalui TPPS.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Konsel, Nurlita Jaya AS S.Sos M.Kes, menjabarkan tiga strategi teknis yang difokuskan pada penguatan data dan pengukuran serta wajib ukur balita rutin dan pelaporan keluarga berisiko stunting.
Nurlita bilang intervensi spesifik dan Sensitif menjadi fokus 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), mencakup program gizi, Pemberian Makanan Tambahan (PMT), dan edukasi ASI eksklusif.
Disisi lain, penguatan ekonomi dan keluarga. Nurlita mengatakan melalui Alokasi Dana Desa, pemberdayaan UMKM pangan lokal, dan implementasi GENTING, serta perbaikan sanitasi dan air bersih.
Kata dia untuk mendukung implementasi di lapangan, Dinkes Konsel menginisiasi lima gerakan utama.
Seperti Gerakan aksi bergizi, Gerakan #BumilSehat, Gerakan #PosyanduAktif, Gerakan #JamboreKader, Gerakan #CegahStuntingItuPenting.
Nurlita menegaskan bahwa peran Camat dan Kepala Desa sangat strategis dalam menyinkronkan intervensi spesifik (kesehatan/gizi) dan sensitif (air bersih, sanitasi, KB, pencegahan perkawinan anak) secara efektif.
Bupati Irham Kalenggo menyampaikan apresiasi dan terima kasih setinggi-tingginya kepada seluruh lintas sektor, mulai dari OPD terkait, Camat, Kepala Puskesmas, TP PKK, Kepala Desa/Lurah, hingga Tokoh Masyarakat dan Kader Posyandu.
“Capaian penurunan STUNTING di Kabupaten Konawe Selatan ini adalah bukti bahwa kolaborasi nyata menghasilkan perubahan nyata,” ujar Bupati.
Upaya ini selaras dengan target nasional RPJPN 2025–2045 dan target stunting 18,8 persen pada tahun 2025. Rakor ditutup dengan harapan agar seluruh elemen terus menjaga komitmen demi mewujudkan Generasi Sehat, Masa Depan Hebat, Konsel Setara yang bebas dari stunting, menuju generasi emas 2045.
Stunting di Konsel Menurun, Bupati Irham Kalenggo Imbau Tetap Fokus Pencegahan








