KONAWE SELATAN (SULTRAAKTUAL.ID) – Herwan Malenga, Pj Kepala Desa Ahuangguluri Kecamatan Baito yang meminjam kendaraan dinas (Randis) Camat Baito, Sudarsono Mangidi kembali angkat bicara mengklarifikasi soal pecahnya kaca Randis Camat Baito.
Herwan menuturkan sekira Pukul 13.00 Wita ia meminjam Randis Camat Baito berupa mobil jenis Terios bernomor Polisi 1069 H untuk pulang kerumahnya.
Dia mengaku meminjam mobil itu untuk pulang makan. Setelah makan siang, Herwan menyempatkan salat dan mandi lalu hendak mengembalikan Randis milik camat.
“Setelah dari rumah kurang lebih 100 meter sampai di rumah jabatan yang kebetulan dekat SDN 3 Baito saya dengar bunyi. Seperti kerikil yang dibanting ke seng. Saya kaget dan langsung menoleh kearah suara itu,” akunya di Kantor Polsek Baito.
Dia pun sempat mengecek kondisi mobil. “Saya lihat retak ini kaca terpaksa saya langsung weser kiri dan saya langsung parkir. Kemudian saya kembali ke tempat kejadian yang bunyi. Setelah saya kesana saya langsung lihat amati siapa tahu burung,” katanya.
Melihat kondisi Randis yang retak, Herwan pun mengecek-ngecek apa yang menyebabkan keretakan kaca mobil milik camat.
“Saya kembali periksa mobil oh retak begini. Saya kembali lagi ke tempat bunyi saya lihat-lihat amati tidak ada barang yang saya temukan. Tapi yang saya temukan batu. Tapi tidak sempat saya ambil,” katanya.
Usai mengecek, Herwan bertemu Pak Nurdin. Dimomen itu, Pak Nurdin bilang Laa Toono no molasu (bahasa tolaki) yang berarti ‘ada orang lari’.
“Artinya ada orang dia lari, saya langsung kejar saya dengar ada bunyi-bunyi patahan seperti ranting kering diinjak bunyi. Saya sempat tanya, babu hawo?. Saya tanyakan baju apa, dia jawab babu wila artinya baju putih. Katanya (Nurdin) dia lari jongkok-jongkok,” kata Herwan.
Menurutnya, kalau tidak ada info dari pak Nurdin bahwa ada orang, setahunya penyebab kaca mobil pecah akibat burung menabrak mobil.
“Kalau ada yang katakan bahwa ditembak, tembakan seperti apa itu, karena disitu juga tidak ada apa-apa. Hanya memang bunyinya kayak satu genggam kerikil yang dibanting ke seng. Itu saja yang saya tahu,” paparnya.
Herwan meminta jika ada yang mengklaim penyebab kaca pecah akibat tembakan maka yang bersangkutan bisa memberikan kesaksian sendiri.
“Kalau itu tembakan siapa yang bilang tembakan, kalau ada yang bilang silahkan bersaksi sendiri bahwa dia yang lihat. Kalau saya hanya seperti itu saja. Kalau ada yang pelintir mohon maaf tanggung jawab sendiri,” jelas Herwan.
Herwan menyimpulkan pecahnya kaca mobil Randis Camat Baito diduga burung.
“Karena pernah ada kejadian serupa di kendaraan saya. Adapun saya tidak lihat itu burung berarti tidak tahu apa yang terjadi, apakah itu lemparan atau apa,” nilai Herwan.
Bahwa, lanjutnya kejadian itu secara sadar disampaikan bukan dugaan penembakan.
Tetapi bunyi dikaca ibarat pasir kerikil yang dibanting di seng.
“Jadi kalau ada yang mengatakan penembakan itu keilmuwannya sendiri, karena saya tidak tahu bagaimana itu penembakan. Yang saya tahu bunyi seperti kerikil yang dibanting di seng, makanya saya kaget,” aku Herwan.