KONAWE SELATAN (SULTRAAKTUAL.ID) – Puluhan warga Lanjut Usia (Lansia) di Desa Teporombua Kecamatan Basala Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) melaksanakan kegiatan wisuda yang diselenggarakan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Konsel, Rabu (10/9/2025).
Kegiatan wisuda Lansia tersebut merupakan parktik sekolah Lansia Kelompok Kegiatan Bina Keluarga Lansia (Poktan BKL). Para Lansia yang menggelar wisuda sebanyak 20 orang yang terdiri dari 18 wisudawati dan 2 wisudawan.
Kepala DPPKB Kabupaten Konsel, dr H Boni Lambang Pramana M.Kes mengatakan sesuai dengan visi Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) dalam mewujudkan masyarakat yang SETARA (Sehat, Cerdas dan Sejahtera), Pemerintah Daerah melalui DPPKB melaksanakan bina keluarga termasuk bina keluarga lansia melalui program Sidaya (strategi pemberdayaan lansia).

dr Boni menuturkan salah satu program pembangunan ketahanan keluarga adalah pembinaan kepada keluarga Lansia.
Kata dia, untuk mempercepat keberhasilan program ini, BKKBN mencanangkan program qwik win BKKBN yang salah satunya adalah SIDAYA (Lansia Berdaya).
“Program ini bertujuan memberdayakan Lansia melalui layanan berbasis komunitas termaksud Sekolah Lansia,” ujar dr Boni.
Dikatakannya, Sekolah Lansia ini mempunyai konsep edukatif dan kreatif kepada Lansia untuk mewujudkan Lansia yang Tangguh dan SMART (Sehat, Mandiri, Aktif dan Produktif) dengan pendekatan 7 Dimensi Lansia Tangguh.
“Yaitu dimensi spritual, intelektual, fisik, emosional, sosial kemasyarakatan, vokasional dan dimensi lingkungan,” paparnya.
Ia menuturkan Lansia tangguh adalah seseorang atau kelompok lanjut usia yang tetap sehat secara fisik, sosial, dan mental, serta mandiri, aktif, dan produktif.
dr Boni memaparkan untuk mencapai ketangguhan lansia, ada 7 dimensi yang perlu diperhatikan yakni Dimensi Spiritual.
“Memiliki spiritualitas yang kuat dapat membantu lansia merasa lebih tenang dan damai. Kegiatan seperti berdoa, meditasi, atau mengikuti kegiatan keagamaan dapat membantu meningkatkan spiritualitas,” ujarnya.
Kemudian Dimensi Intelektual didalamnya melatih kemampuan intelektual dengan kegiatan seperti membaca, menulis, bermain catur, atau teka-teki silang dapat membantu menjaga kesehatan otak.
Dimensi Fisik mencakup menjaga kesehatan fisik dengan melakukan aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki, senam lansia, atau yoga dapat membantu memperkuat otot dan menjaga fleksibilitas tubuh.

Dimensi Emosional terkait mengembangkan kemampuan mengelola emosi dan memiliki hubungan yang baik dengan orang lain dapat membantu lansia merasa lebih bahagia dan puas.
Dimensi Sosial Kemasyarakatan yakni berinteraksi dengan orang lain dan terlibat dalam kegiatan sosial dapat membantu lansia merasa lebih terhubung dan dihargai.
Dimensi Vokasional upaya mengembangkan keahlian atau hobi dapat membantu lansia merasa lebih produktif dan berdaya.
Dimensi Lingkungan di dalamnya memiliki lingkungan yang ramah lansia dan mendukung kebutuhan dasar dapat membantu lansia hidup secara mandiri dan mengurangi ketergantungan pada orang lain.
“Dengan memperhatikan dan mengembangkan 7 dimensi tersebut, diharapkan lansia dapat meningkatkan kualitas hidup dan mencapai ketangguhan lansia,” jelas dr Boni.
Kegiatan itu dihadiri oleh Asisten III Sekretariat Daerah (Setda) Konsel, Ivan Ardiyansyah Togala S.Stp, Camat Basala, Asrul S.Sos, kepala desa, dan keluarga lansia.